Sampah Elektronik

05.04.24 09:00 AM - By PT The E-Waste Solution

Sampah Elektronik, Ini Tips untuk Mencegah Penumpukannya

Tahukah Anda bahwa sampah elektronik atau e-waste termasuk masalah penting di masa sekarang? Banyak negara menghadapi masalah ini karena jumlahnya juga terus meningkat dari tahun ke tahun.

Lantas, mengapa jumlahnya semakin meningkat? Alasannya ialah banyaknya masyarakat yang membuang atau mengolah limbahnya secara tidak tepat. Limbahnya dibuang begitu saja sehingga menjadi pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan.

Limbah ini bisa menjadi pemicu polusi udara, polusi air dan polusi tanah. Bahkan, bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular, kerusakan DNA sampai kanker. Oleh karenanya, penting untuk mengurangi penumpukan limbahnya.

2 Kandungan Utama dalam Sampah Elektronik

Limbah elektronik memuat 2 kandungan utama, yakni kandungan berharga dan kandungan berbahaya. Oleh karenanya, wajib diolah secara tepat agar tidak membahayakan lingkungan maupun manusia.

1.  Kandungan Berharga

Walaupun hanya berupa limbah, kenyataannya ada kandungan berharga di dalamnya. Jadi, sangat disayangkan jika langsung membuangnya begitu saja. Lebih bermanfaat jika digunakan kembali.

Lantas, apa saja kandungan berharganya? Terdapat emas, plastik, tembaga, alumunium, besi, palladium hingga perak. Tentu seluruhnya bermanfaat sebagai bahan untuk membuat produk baru.

Jadi, apabila Anda membuangnya begitu saja, akan menutup kesempatan untuk mendapatkan komponen berharga. Lebih baik untuk mengolahnya secara tepat agar bisa dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukannya.

2.  Kandungan Berbahaya

Selain ada kandungan berharga, sampah elektronikjuga punya kandungan berbahaya. Jadi, bukan berarti seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan kembali.

Kandungan berbahaya dari limbah ini diantaranya adalah beragam tipe halogen dan logam yang sifatnya toxic. Jadi, kandungan ini sangat membahayakan kesehatan tubuh manusia. Termasuk juga berisiko mencemari lingkungan.

Oleh karenanya sangat tidak disarankan untuk membuang limbah begitu saja. Karena dampak buruknya tidak sederhana. Coba bayangkan saja jika terkena penyakit karena e-waste. Atau air sumur tercemar gara-gara hal tersebut.

Setelah membaca 2 kandungan di atas, tampak bahwa e-waste bukan hanya membahayakan kehidupan manusia maupun lingkungan. Jika pengolahannya tepat dapat dimanfaatkan lagi untuk dijadikan produk baru yang bermanfaat.

Tips Mencegah Penumpukan Sampah Elektronik

Mencegah penumpukan e-waste akan membantu mengurangi dampak buruknya pada kesehatan maupun lingkungan. Ini dia beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk mencegah penumpukannya.

1.  Menjual Alat Elektronik Tidak Terpakai

Cara pertama untuk mencegah penumpukan adalah menjual alat elektronik tidak terpakai. Misalnya ingin membeli gadget baru, maka jual saja yang lama daripada dibuang.

Memang, menjualnya akan mendapatkan uang lebih sedikit daripada harga beli. Namun, cara ini bisa membantu menjaga kelestarian lingkungan. Juga masih lebih menguntungkan karena mendapat uang.

Menjualnya juga bukan perkara sulit karena bisa melalui media sosial maupun e-commerce. Tidak harus menawarkannya ke orang lain secara langsung.  

Masyarakat Indonesia sendiri juga cukup tertarik untuk membeli barang bekas. Sebab harganya lebih murah daripada produk baru. Terutama jika performa produknya masih bagus.

2.  Memberikan Alat Elektronik Lama ke Orang Lain

Apabila Anda mempunyai sampah elektronik dan masih berfungsi namun malas menjualnya, jangan membuangnya. Coba berikan saja ke orang lain, misalnya saudara, teman atau tetangga.

Terkadang seseorang membuang barang yang hanya bermasalah sedikit padahal masih bisa dipakai. Jadi, lebih baik diberikan ke orang lain yang mau menggunakannya.

Sebelum memberikannya ke orang lain, pastikan untuk menghapus data pribadi terlebih dahulu. Misalnya hendak mendonasikan gadget, maka hapus dahulu file maupun foto di dalamnya.

Meskipun orang yang akan Anda beri perangkat tersebut adalah orang terdekat, tetap perlu menghapus data pribadi. Jangan memberi celah terjadinya kesalahpahaman atau konflik karena data pribadi.

3.  Menjaga Keawetan Alat Elektronik

Supaya tidak terlalu menumpuk sampah elektronik, pastikan untuk menjaga keawetan produk. Sehingga masa pakai alat elektronik jauh lebih lama. Anda tidak akan terlalu cepat menghasilkan limbah.

Menjaga keawetan perangkat juga terbilang hemat dana karena tidak perlu membeli baru. Misalnya menjaga keawetan gadget sampai 5 tahun. Jauh lebih baik daripada setiap tahun rusak dan harus membeli baru.

Ada banyak cara untuk menjaga keawetan perangkat. Misalnya untuk gadget, Anda bisa memasang casing dan pelindung layar. Jadi, ketika gadget terjatuh, tidak akan langsung rusak.

Misalnya lagi untuk laptop, jangan menumpuknya dengan benda berat seperti buku. Harus meletakkannya di posisi aman tanpa tertumpuk. Jadi, laptop akan lebih tahan lama.

4.  Menyimpan Data di Platform Online

Menyimpan data dengan cara online juga akan mencegah penumpukan sampah elektronik. Sekarang ini sudah banyak platform layanan cloud untuk penyimpanan data secara online.

Penyimpanan data secara online juga terbilang lebih aman daripada mengandalkan perangkat penyimpanan seperti flashdisk atau memory card. Karena tidak ada risiko datanya hilang akibat kerusakan perangkat.

Ketika menyimpan datanya secara online, Anda juga dapat mengaksesnya dari mana saja dan kapan saja. Tidak perlu membawa flashdisk atau memory card ke mana mana.

Tidak perlu mengkhawatirkan kapasitas penyimpanan datanya. Sebab, ruang penyimpanannya terbilang besar. Sementara untuk biaya penyimpannya menyesuaikan kebijakan setiap platform.

5.  Memperbaiki Alat Elektronik yang Rusak

Daripada menjadi sampah elektronik karena adanya kerusakan, coba dahulu untuk memperbaikinya. Anda bisa mengikuti tutorial perbaikannya di internet atau mengandalkan jasa reparasi.

Jika masih bisa diperbaiki, tentu jangan terburu-buru membuangnya. Terutama jika kerusakannya tidak parah. Mengandalkan jasa reparasi juga sangat praktis.

Apabila dibandingkan dengan membeli baru, tentu memperbaikinya juga lebih hemat dana. Masa pakai alatnya juga akan lebih lama. Lebih ramah lingkungan karena tidak banyak menghasilkan limbah.

6.  Menyewa Alat Elektronik

Menyewa juga termasuk solusi untuk mencegah penumpukan sampah elektronik. Terutama jika Anda jarang menggunakan alatnya. Misalnya saja menggunakannya saat momen khusus yang datangnya hanya beberapa kali dalam setahun.

Contohnya saja memerlukan kamera hanya ketika berlibur. Sementara berliburnya hanya satu atau dua kali setahun. Bukankah artinya kamera tersebut sangat jarang dipakai?

Daripada jarang memakai alat elektronik lantas lebih mudah rusak dan harus membeli baru, lebih baik menyewa. Jadi, mencegah limbah yang nantinya membahayakan lingkungan. Menyewa juga jauh lebih murah daripada membeli baru.

7.  Mempertimbangkan Banyak Faktor Sebelum Membeli Alat Elektronik

Cara lainnya untuk mencegah sampah elektronik ialah mempertimbangkan banyak faktor sebelum membeli alat elektronik. Biasanya seseorang membeli karena merasa butuh dan ada uangnya.

Padahal ada banyak faktor yang sebaiknya dipertimbangkan. Misalnya seberapa sering akan menggunakan alatnya, apakah benar-benar butuh atau sekedar keinginan yang tiba-tiba, apakah bermanfaat untuk waktu lama dan lainnya.

Jadi, jangan langsung membeli hanya karena saat ini merasa membutuhkannya dan ada uangnya. Pertimbangkan beberapa faktor agar barangnya nanti tidak menjadi limbah.

Misalnya saja saat ini memerlukan tablet karena ingin menonton film. Padahal sudah punya laptop dan smartphone. Daripada membeli tablet, bukankah bisa menonton film menggunakan laptop?

Jika memang ingin menontonnya di tablet, bisa meminjam ke saudara atau teman. Daripada membelinya, menggunakannya untuk menonton film satu kali lantas tidak dipakai lagi lantas akhirnya rusak.

e-waste sudah menjadi masalah tersendiri bagi banyak negara karena mengkhawatirkan kelestarian lingkungan hidup. Jadi, upayakan untuk mengurangi penumpukan sampah elektronikmelalui tips di atas.

PT The E-Waste Solution